Diseminasi Konten Naskah Moderasi Beragama

Surabaya, bimas Islam-Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Muhammadiyah Amin mengatakan penyebaran gagasan dan sikap moderasi beragama

Kunjungan Kerja Pokjaluh Kota Palangkaraya

Kegiatan kunjungan pokjaluh dari kota Palangkaraya dilaksanakan pada tanggal 4 April 2019 di Kantor Kementerian Agama Kabupaten.

Kunjungan Kerja Pokjaluh Kota Palangkaraya

Dalam kegiatan itu juga dilakukan bakti sosial di TK Harapan Bajulmati, Masjid Ceng Ho .

Kunjungan Kerja Pokjaluh Kota Palangkaraya

Bakti sosial dilaksanakan juga penanaman mangrove di pinggir sungai yang bermuara di laut ungapan dusun bajulmati kecamatan Gedangan.

Peningkatan Kompetensi Penyuluh agama Islam dan Qiyamul Lail

Kompetensi penyuluh agama Islam tidak hanya sebatas melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat akan tetapi juga mempunyai kompetensi ibadah sholat malam.

Senin, 06 Desember 2021

Kunjungan tim verifikasi ke Gondowangi FM

 

             On air di studio Gondowangi FM

Malang - Bimas. Kecamatan Wagir kembali mendapat giliran kunjungan dari Tim Bimas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang. Senin tanggal 21 November 2021 yang lalu tim yang terdiri dari Bapak Edi, Ibu Rini, Bapak Marsidi, dan Tim Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Wagir tersebut melakukan lawatan ke Radio Gondowangi FM dalam rangka memverifikasi data yang telah masuk di bagian seni budaya dan penyiaran Islam untuk dilakukan pengembangan berdasarkan potensi masing-masing. Lembaga penyiaran Islam yang berlokasi di jalan Gondowangi 144 Wagir Kabupaten Malang ini adalah salah satu radio yang berkembang cukup pesat sejak didirikan di awal tahun 2020 silam. Berdirinya radio yang dibidani oleh Bapak Sugondo, SE ini berawal dari keresahan akibat pandemi covid-19 yang mengharuskan peserta didik SMA Islam Diponegoro Wagir untuk belajar dari rumah berbasis internet. Maka untuk meringankan beban peserta didik dalam pembelajaran dalam jaringan (daring) ini dirintislah radio Gondowangi FM yang diantara manfaatnya adalah sebagai sarana pembelajaran daring peserta didik selain sebagai sarana penyiaran publik yang bernafaskan Islam. Seiring meredanya pandemi, lembaga penyiaran Islam ini semakin menambah jam dan jangkauan siar dengan menyisipkan materi-materi relijius Islami yang menyejukkan dan merangkul semua pihak. Teknologi publikasi semakin pesat, begitu pula dunia kepenyiaran Islam yang menuntut perubahan, tak bisa dielakkan Gondowangi FM pun harus berubah. Radio yang selama hanya beredar di gelombang megahertz ini pun mulai merambah ke dunia digital. Kini penikmat Gondowangi FM tak bisa menikmati siarannya melalui aplikasi yang berbasis internet. Dengan begitu jangkauan siar bisa dinikmati di manapun selama ada jaringan internet. Dan dakwah Islam melalui dunia kepenyiaran semakin meluas di seantero negeri. Radio yang berada di frekuensi FM 105.9 Mhz ini semakin diminati khalayak dengan hadirnya seorang penyiar yang juga seorang guru di SMA Islam Diponegoro Wagir. Bu Husna memiliki talenta luar biasa dalam meramu acara sehingga membuat pendengar selalu merindukan acara hiburan yang berbalut muatan relijius. Di akhir pertemuan, tidak lupa kesempatan diberikan kepada para penyuluh Agama Islam untuk _on air_ dalam sesi wawancara dan penyuluhan Islam. Diantara yang disampaikan adalah pesan-pesan kepada masyarakat untuk tetap menjaga akidah Islam yang moderat demi persatuan dan kesatuan Bangsa serta motivasi kepada peserta didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era teknologi 4.0. (hnh)


Minggu, 21 November 2021

Sejarah Hari Santri Nasional

                          Para pejuang Hari Santri

Sejarah lahirnya Hari Santri bermula dari munculnya wacana hari santri ketika Joko Widodo (Jokowi) pada masa kampanye Pilpres 2014 bertemu KH Thoriq Darwis, Pimpinan Pondok Pesantren Babussalam, Banja­rejo, Malang, Jawa Timur, pada 27 Juni 2014 silam.

"Saat deklarasi pertama hadir sejumlah nama tokoh, di antaranya Yenny Wahid, Saifullah Yusuf, dan Kiai Kholil Asad Syamsul Arifin dari Situbondo,” terang Kyai Thoriq,

Dalam pertemuan tersebut, pimpinan Pesantren Babussalam dan Jokowi menandatangani perjanjian yang berisi kesanggupan Jokowi menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri jika terpilih sebagai presiden. Keinginan dari pimpinan itu berdasarkan permintaan dari pengelola dengan pertimbangan mendalam.

Usai pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla menang dalam Pilpres 2014 dan menjadi Presiden RI, ternyata wacana ini tidak dianggap sebagai janji biasa. Kalangan santri menyam­but hangat serta mendesak Presiden untuk segera menetapkan Hari Santri.

Kemunculan wacana penetapan 1 Muharram sebagai Hari Santri menuai pro-kontra di tengah-tengah masyarakat muslim. Ada yang mendukung, ada yang menolak, ada pula yang mendukung namun tidak menghendaki 1 Muharram sebagai Hari Santri.

Bahkan sampai-sampai ada seorang politisi dengan bernada menghina bahwa penetapa hari Santri merupakan ide sinting. Tak pelak, mulai dari tokoh jebolan pesantren dan santri-santri yang masih menimba ilmu pesantren mengecam penghinaan terhadap kaum pesantren.

Selain merasakan kebanggaan, penetapan Hari Santri juga bisa menjadi momentum bagi para santri di seluruh Indonesia agar semakin percaya diri me­nunjukkan eksistensi positif sebagai putera-puteri bangsa.

Inisiatif Kementerian Agama

Setelah wacana Hari Santri mencuat serta menjadi perbincangan publik, Pemerintah pun lantas menyiapkan berbagai hal sebelum menetapkan adanya Hari Santri. Pada 22-24 April 2015 Kementerian Agama me­lalui Direktorat Pen­didikan Diniyah dan Pondok Pesantren melakukan inisiatif melalui Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan mematangkan Hari Santri. FGD ini diikuti oleh perwakilan kementerian, para akademisi, pengasuh maupun pimpinan pondok pesantren serta pimpinan ormas keislaman.

Hasil FGD tersebut kemudian menghasilkan poin-poin rekomendasi yang akan diajukan ke Presiden RI Joko Widodo. Waktu itu peserta FGD menyepakati bahwa tanggal 22 Oktober dinilai relevan untuk dijadikan sebagai Hari Santri. Penentuan 22 Oktober merujuk pada tanggal 22 Oktober 1945 di mana ditetapkannya seruan Resolusi Jihad yang dihasilkan oleh santri-ulama pondok pesantren dari berbagai propinsi di Indonesia yang berkumpul di Surabaya.

Mengusulkan kepada Presiden RI

Selain kesepakatan dari berbagai unsur umat Islam Indonesia, pertemuan itu juga mendorong agar segera dibuat surat dari Menteri Agama RI kepada Presiden RI, Joko Widodo mengenai usulan penetapan Hari Santri. Setelah proses birokrasi sebagaimana mestinya, akhirnya surat tersebut ditandatangani oleh Menteri Agama dengan Nomor Surat MA/152/2015 tanggal 23 Juni 2015 tentang Usulan Penetapan Hari Santri.

Surat Menteri Agama tersebut kemudian direspon oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), dengan melakukan rapat bersama sejumlah kementerian/lembaga untuk didengar dan diberikan tanggapan. Sebagai kementerian yang membawahi Kementerian Agama dan sejumlah kementerian lainnya, Menko PMK melakukan koordinasi dan langkah yang tepat agar keputusan yang hendak dicapai oleh Presiden tidak kontraproduktif di masyarakat.

Pada dasarnya, pertemuan yang berlangsung pada tanggal 31 Juli 2015 di gedung Menko PMK itu mendapatkan respon positif dari sejumlah kementerian/lembaga yang hadir. Namun, masukan yang berharga disampaikan oleh Kementerian Sekretariat Kabinet yang menyatakan bahwa untuk menghindari kegaduhan di masyarakat diperlukan adanya pernyataan dukungan secara tertulis dari ormas Islam yang ditandatangani oleh pimpinan setiap ormas, utamanya ormas yang besar.

Hasil pertemuan ini memberikan tantangan dan sekaligus kesempatan bagi Kementerian Agama untuk melakukan konsolidasi dan sosialisasi akan inisiasi Hari Santri.

Dukungan dari ormas itu sangat diperlukan, di samping unuk mengukur sejauh mana tingkat respon ormas dalam inisiasi Hari Santri juga menghindari pro-kontra di masyarakat jika Presiden menetapkan keputusan tentang Hari Santri. Atas dasar itu, Kementerian Agama melakukan pertemuan lanjutan dengan sejumlah ormas Islam. 

Pertemuan Pemantapan Hari Santri

Kementerian Agama kembali mengadakan FGD melalui diskusi panel yang dihadiri oleh sejumlah Kementerian, utusan ormas Islam, akademisi, pada 15 Agustus 2015 di Bogor. Dalam pertemuan itu, dinyatakan bahwa inisiasi Hari Santri bukanlah inisiasi yang mengada-ada.

Di samping fakta historis akan kontribusi nyata kalangan pesantren dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, juga sebagai bagian dari komitmen seluruh anak bangsa untuk melestarikan pondok pesantren. Oleh karenanya tidak berlebihan jika Hari Santri diusulkan.

Menindaklanjuti hasil FGD Hari Santri yang kedua kalinya itu, Menteri Agama RI membuat surat usulan kepada Presiden RI yang tertuang dalam nomor surat MA/237/2015 tanggal 7 September 2015 tentang Penetapan Hari Santri. Poin penting yang tertera dalam surat itu perlu adanya dukungan kuat sebagai afirmasi pemerintah terhadap pondok pesantren.

Atas pertemuan yang diselenggarakan di gedung PBNU pada hari Jumat, tanggal 2 Oktober 2015, pengurus PBNU segera menyiapkan pertemuan dengan sejumlah ormas yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam). Persiapan hanya dilakukan selang 1 (satu) hari kerja setelah pertemuan tanggal 2 Oktober itu.

Pertemuan antara PBNU dengan sejumlah ormas Islam berlangsung pada hari Selasa, tanggal 5 Oktober 2015 di gedung PBNU dengan dihadiri oleh 13 pimpinan ormas dari undangan 15 ormas Islam. Ke-13 ormas Islam itu adalah NU, Persis, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Mathlaul Anwar, Ittihadiyah, PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia), IKADI, Syarikat Islam Indonesia, Al-Washliyah, Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah), Azzikra, PUI (Persatuan Umat Islam), dan Bina Muallaf.

Pada pertemuan itu, seluruh ormas yang hadir menyatakan penting dan mendukung atas rencana Hari Santri. Mereka sepakat untuk mengusulkan agar hari santri ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober merujuk pada lahirnya Resolusi Jihad yang digagas oleh Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari.

Proses Terbitnya Keputusan Presiden RI

Setelah melalui proses FGD 1 dan FGD 2 lalu koordinasi dengan Kemenko PMK dan Kemensetneg, kemudian rekomendasi tersebut ditindaklanjuti oleh Menteri Agama melalui Surat Usulan (Permohonan) kepada Presiden Joko Widodo. Pihak Istana Negara kemudian menyetujui lalu menyiapkan Surat Keputusan yang ditetapkan Presiden Republik Indonesia.

Atas pengajuan resmi dari Kementerian Agama ke Presiden RI, sontak banyak masyarakat terutama dari kalangan pesantren yang menyambut gembira proses penetapan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober.

Deklarasi Hari Santri di Masjid Istiqlal

Pasca konsolidasi dengan berbagai pihak, akhirnya kesepakatan 22 Oktober sebagai Hari Santri dapat dideklarasikan oleh Presiden RI di Masjid Istiqlal, Jakarta. Deklarasi ini diikuti oleh ribuan masyarakat terutama kalangan santri-santri pondok pesantren di sekitar Jabodetabek.

Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri menjadi babak baru sejarah umat Islam Indonesia. Mulai saat itu, setiap tahun akan diperingati Hari Santri sebagai cermin relasi mutual dan fungsional antara negara dan umat Islam, khususnya kalangan santri.

Demikian proses dan detik-detik sejarah lahirnya Hari Santri yang ditetapkan tanggal 22 Oktober yang merujuk pada Resolusi Jihad umat Islam khususnya kaum santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dikutip dari Iqra' net


 

Ciri keluarga Sakinah


 

Arti Sahabat


 

Cara Menghadapi Musibah

 Setiap manusia pasti pernah mengalami musibah, nah ini cara menghadapi musibah

Semoga bermanfaat

Jumat, 13 Agustus 2021

Gerakan Nasional Penyuluh Agama Islam Lawan Covid 19

 

           Pemberian sembako secara simbolis 

Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kabupaten Malang, Jawa Timur secara serentak membagikan paket sembako untuk masyarakat terdampak Covid-19. Kegiatan ini dilakukan di 33 Kecamatan se-Kabupaten Malang.


"Pokjaluh Kab. Malang. Gerakan ini didukung penuh Kantor Kemenag Kabupaten Malang dan Baznas Kabupaten Malang. Tujuannya untuk meringankan beban masyarakat terdampak Covid-19 dan yang sedang melakukan isolasi mandiri," ungkap Edy Sutrisno, Penyuluh Agama Islam di Pagelaran, Malang melalui pesan tertulis yang diterima Pokjaluhkabmalang , Kamis (12/8/21).

Edy melanjutkan, jumlah paket sembako yang dibagikan di 33 Kecamatan sebanyak 330 paket berasal dari Baznas Kabupaten Malang.

"Tiap kecamatan 10 paket sembako dan vitamin. Dibagikan oleh seluruh Penyuluh di Kabupaten Malang dengan cara mendatangi rumah warga penerima bantuan," tambahnya.

Selain memberikan sembako dan vitamin, para Penyuluh juga mengedukasi masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan 5M dan 1D.

"Kita terus mengajak masyarakat untuk disiplin prokes agar pandemi Covid-19 segera berlalu dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, dan doa," tambahnya

Ditempat lain tepatnya kecamatan Pakisaji selain memberikan paket sembako kepada masyarakat Isoman juga memberikan vitamin dan masker kepada masyarakat umum ini dilakukan atas kepedulian teman penyuluh Agama Islam kecamatan Pakisaji terhadap penyebaran covid 19 didaerah situ, ungkap Marsidi selaku PAIF kecamatan Pakisaji

Gerakan ini, juga dilaksanakan dan rangka memperingati Tahun Baru Islam 1443 Hijriah dan HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia.



 




Kamis, 22 Juli 2021

Penyuluh Agama Kec Wagir Sembelih 5 ekor hewan Qurban

.      Bersama Kepala KUA ( Bpk Much. Tosim )

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd. 


Kamis pagi yang cerah bertepatan dengan hari ke 12 Dlzulhijjah 1442 Hijriyah dan masih dalam suasana Idul Adha, hari yang penuh dengan sejarah dan makna bagi kaum muslimin. Momen dimana disyariatkannya berkurban bagi umat Islam yang memiliki kelebihan rizki. Masih dalam suasana pandemi covid-19 yang belum usai hingga kini, penyuluh agama Islam kecamatan Wagir mengadakan kegiatan penyembelihan hewan kurban berupa 5 ekor kambing. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan PAH Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Jawa Timur yang Insya Allah akan berusaha beristiqomah untuk melaksanakan kegiatan tersebut.


Kegiatan yang dilaksanakan di halaman KUA Kecamatan Wagir tersebut dikomandani oleh Ust. Marsidi, M.Pd.I sebagai penyuluh agama Islam fungsional di kecamatan Wagir di bawah naungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang dan diikuti oleh 8 orang penyuluh agama Islam non PNS diantaranya ; Ust. Agus Alfan, Ust. Ali Sodikin, Ust. H. Candra Faris Al Masyriqi, Ust. M. Ihsan, Ust. Fatkhur Rahman, Ust. Sugiono, Ust. Melani Albar, dan Ust. Hadi Nurdi Hamzah. 

Adapun tujuan kegiatan berkurban ini adalah untuk melaksanakan syariat yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim AS yang berlanjut hingga kaum Nabi Muhammad SAW serta sebagai implementasi Islam rohmatan lil 'alamin yang harus senantiasa didengungkan hingga akhir zaman. 

Sebagai kegiatan yang berbasis umat, maka berbagi sudah merupakan keniscayaan. Sasaran pembagian daging kurban diutamakan  warga yang sedang isolasi mandiri di sekitar kantor KUA Kecamatan Wagir khususnya warga yang terdampak pandemi covid-19.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam suasana pandemi covid-19 ini tetap mengedepankan protokol kesehatan sebagai bentuk peran penyuluh untuk mensosialisasikan protokol kesehatan dan memberikan contoh kepada masyarakat.  Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hari tersebut diawali dengan membaca takbir, tahlil dan tahmid kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban hingga pembagian daging kurban kepada yang berhak dan selesai tepat sebelum adzan dhuhur berkumandang. 

Semoga penyuluh agama kecamatan Wagir senantiasa Istiqomah untuk melaksanakan kegiatan serupa di tahun-tahun berikutnya.





Jumat, 18 Juni 2021

Produksi wacana Keagamaan Ulama di Media Sosial

.         Dari kanan ( Bpk Agus, Gus Dhofir, Bpk Anas )

Rabu, 17 Juni 2021 Pokjaluh kab Malang yang diwakili oleh Marsidi, M.Pd.I dan Edy Sutristrisno, M.Pd mengahadiri Focus Group Discussion (FGD) Peneltian Bidang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi dengan Tema Penelitian "Produksi Wacana Keagamaan Ulama di Media Sosial" di Ruang Pertemuan Pusat Studi Pesantren dan Pengabdian Masyarakat Gedung Pusat Layanan Besama Universitas Brawijaya 
Dalam acara tersebut yang menjadi nara sumber utama  Gus Dhofir (Direktur Utama Ilmu Filsafat Al Farobi Kepanjen) Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mempunyai idiologi Pancasila tidak perlu dirubah karena nikmat terbesar yang dimiliki negara kita ada tiga, yaitu nikmat sumberdaya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA) dan Idiologi (Pancasila).
Ketiga nikmat itu perlu kita syukuri dan dipertahankan karena sekarang banyak ancaman yang  memecah belah bangsa kita dengan cara ingin mengubah idiologi yang kita punya.
Dalam paparannya kita harus hati hati dengan kelompok yang sering mengeluarkan narasi 4 T ( Taghfiri, Tasyriqi, Tasybingi, Tasysiqi ) yaitu mereka yang senang mengkafirkan, memusyrikan, membit'ahkan & meragu ragukan. Maka kita selaku tokoh agama atau penyuluh agam harus bisa membuat narasi alternatif untuk mengimbangi narasi yang negatif tersebut.




Kamis, 17 Juni 2021

Workshop Pengarustamaan Moderasi Beragama & Wawasan Kebangsaan Bagi Penyuluh Agama

 

Sambutan Bpk Kepala Kantor Kemenag Kab. Malang

Pada hari Selasa, 08 Juni 2021 Bimas Islam bersama Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam (Pokjaluh) Kabupaten Menyelenggakan Workshop Pengarusutamaan Moderasi Beragama  di Hotel Grande Green Hills Residence Karangploso Kab. Malang yang dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang. Dalam sambutanya Mustain, selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang menyampaikan, “bahwa konsep moderasi bukan agama yang dimoderasi akan tetapi moderasi beragama”, lebih lanjut ia mengatakan bahwa “sesunguhnya dalam agama Islam yang mayoritas beragama Islam mempunyai konsep ajaran wasatiyah yang mana dalam konsep ini menekankan pada kita sebagai jalan tengah yang berimbang, di dalamnya termuat, toleransi dan berbuat adil. Tidak hanya agama Islam yang moderat juga ada dalam agama kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.  

Dalam kegiatan ini Ahmad Fanani, selaku ketua panita sekaligus Plt. Kasi Bimas Islam Kabupaten Malang menyampaikan workshop kali ini akan diberikan materi dan diskusi yang disampaikan oleh 2 orang nara sumber yaitu, Prof. Dr. Yusuf hanafi, S.Ag. M.Fil.I, dengan mengusung tema Moderasi Beragama  dalam Konteks Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dan H. Faris Khoirul Anam, Lc. M.H.i. Mewujudkan Nilai niai Kebangsaan pada Masyarakat Multikultural.

Peserta workshop Pengarusutamaan Moderasi Beragama dihadiri dari berbagai elemen organisasi keagamaan di kabupaten Malang diantaranya,  PC NU, MUI, DMI, Aysiah, GP Ansor, Muslimat, Penyuluh Agama baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.




Jumat, 12 Maret 2021

GP ANSOR Pagelaran Sinergi dengan Penyuluh Agama Bagikan 230 Paket Sembako Kepada Kaum Duafa

 Berita Penyuluh

SANTUNAN SEMBAKO UNTUK DHUAFA DI DESA KARANGSUKO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG


Pembagian secara simbolis oleh ketua GP Ansor didampingi Bapak Kapolres

Pandemi Covid-19 yang telah berjalan selama kurang lebih satu tahun ini membuat berbagai sendi kehidupan masyarakat Indonesia terdampak dan berubah. Tidak hanya dari sisi ekonomi, kesehatan, budaya, pendidikan tetapi merambah ke sektor lainnya. Banyak orang yang penghasilannya berkurang bahkan kehilangan mata pencaharian tidak mengenal tempat, di kota maupun desa. Mencari lapangan kerja yang baru bagi orang yang terkena PHK juga tidak mudah. Orang dituntut untuk kreatif dan inovatif agar perekonomian dan usahanya tetap berjalan.



Penyuluh Agama sebagai garda terdepan Kementerian Agama RI yang banyak berinteraksi dengan masyarakat tentu tidaklah asing dengan fenomena di atas. Dengan empat fungsinya yaitu  fungsi informatif, edukatif, konsultatif dan advokatif memunculkan peranan penting dalam membantu kesulitan masyarakat. Atas dasar ini Penyuluh Agama Islam Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang bekerja sama dengan PAC GP Ansor dan MWC NU beserta banom NU lainnya menyelenggarakan kegiatan santunan paket sembako untuk para duafa di kecamatan tersebut.

Marsidi, sebagai PAIF dan Ketua PAC GP Ansor Pagelaran menyatakan tujuan dari kegiatan ini adalah membantu para duafa yang terdampak secara ekonomi karena pandemi covid-19 ini. Bantuan sembako yang dibagikan ini diharapkan dapat membantu meringankan beban saudara-saudara kita dan memberi kebahagian di tengah kondisi seperti ini. Sebanyak 230 paket sembako dibagikan kepada warga yang kurang mampu dengan melibatkan berbagai elemen.

Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar, SIK. MH yang berkesempatan hadir dan memberikan sambutan di Pendopo Desa Karangsuko (10/3) mengapresiasi kegiatan ini dan berharap bisa menumbuhkan rasa kepedulian di antara sesama warga. Turut pula hadir dalam kegiatan itu para Alim Ulama,  Ketua Pokjaluh Jawa Timur: Syaifudin Ma’arif, perangkat desa dan tokoh masyarakat.





Syaifudin Ma’arif

 


Selasa, 19 Januari 2021

 Pesantren Keren