Kamis, 13 Agustus 2020

Peran Pemuda Muslim Dalam Mengisi Kemerdekaan RI

 Dikisahkan dalam literatur sejarah Islam, Umar bin Khattab RA pernah berkata: "Tiap kali kuhadapi masalah-masalah besar, yang kupanggil adalah anak muda." Begitu juga halnya dengan Rasulullah SAW ketika memilih Usamah bin Zaid, seorang anak muda berusia 18 tahun, untuk menjadi komandan perang (commander of war) pasukan Islam dalam ekspansi Islam ke wilayah Syam. Padahal, pada saat itu di antara prajuritnya terdapat orang yang lebih tua dari dirinya, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan sahabat Rasulullah lainnya.

Selain Usamah bin Zaid, terdapat juga pemuda Muslim cemerlang dan luar biasa lainnya, seperti Tariq bin Ziyad yang kuat, Abdullah bin Mas’ud yang amanah, Abdullah bin Abbas yang berilmu, Zaid bin Tsabit yang cerdas, Ali bin Abi Thalib yang perkasa, Muhammad al-Fatih sang penakluk, dan banyak tokoh pemuda Muslim lainnya.

Sejarah hidup mereka penuh dengan kegemilangan dalam kontribusi mereka bagi dunia dan Islam sehingga Islam dengan kehendak Allah SWT pernah mencapai masa kejayaannya. Dari estafet masa ke masa,     sosok pemuda memiliki andil serta peran penting dalam mengembangkan peradaban universal, termasuk dalam membangun kekuatan umat.

Dalam kacamata sejarah peradaban Islam, pemuda merupakan tonggak kebangkitan umat serta sumber kekuatan pembela terhadap akidah dan ideologi. Islam tidak bisa dilepaskan dari pemuda karena Islam itu sendiri tumbuh dan besar karena banyaknya pemuda berkualitas sebagai kader-kadernya.

Begitu pula dengan eksistensi kemerdekaan yang diraih oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ternyata kaum pemuda memiliki peranan penting dalam mewujudkannya.

Penjajahan panjang yang telah dilakukan oleh kolonial asing telah menjadi latar belakang bagi pemuda bangsa kita harus berdiri sendiri.

Begitu juga yang terjadi pada masa Orde Baru, pemuda yang dimotori oleh gerakan mahasiswa telah mengotaki pelengseran rezim Orde Baru.

Bertahun-tahun Islam dan bangsa ini dibuat bangga dengan kehadiran pemuda berkualitas sebagai kader-kadernya. Namun, dewasa ini pemuda-pemuda Islam tampak kehilangan arah, mengalami stagnasi kreativitas, keluar dari rotasi fitrahnya.

Saat ini banyak pemuda terjerat virus globalisasi yang akhirnya menghilangkan sosok-sosok pemuda luar biasa sepanjang sejarah Islam.

Jika dahulu Islam dan bangsa ini pernah mencapai masa kejayaannya melalui sentuhan para pemuda, saat ini merupakan saat yang tepat bagi pemuda Muslim tampil kembali. Banyak sekali peran pemuda untuk ikut andil dalam membangun kekuatan bangsa, khususnya gerak langkah pemuda Muslim dalam mengisi kemerdekaan, di antaranya dapat kita rangkum dalam empat langkah berikut ini.

Pertama, pemuda Muslim harus menumbuhkan sikap peduli terhadap sesama dan terlibat langsung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Langkah pertama ini dilatarbelakangi oleh problematika akut bangsa saat ini dari sisi sosial-ekonomi.

Makna kata merdeka sendiri jangan sampai diartikan terbebas dari penjajahan dalam artian perang. Namun, lebih dari itu, merdeka juga harus dimaknai terbebasnya dari belenggu intervensi, terutama masalah ekonomi.

Hal ini sebagaimana doa Rasululullah SAW dalam hadisnya, "Dan aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran dan kekufuran." (HR an-Nasa’i). Maka salah satu peran pemuda Muslim dalam mengisi kemerdekaan ini adalah dengan cara terlibat aktif untuk menjadi bagian dari solusi masalah tersebut (problem solver).

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR Thabrani dan Daruquthni).

Kedua, pemuda Muslim harus mendukung produk dalam negeri dengan mengenalkan karya dan budaya Indonesia kepada dunia. Langkah kedua merupakan sebuah manifestasi dari karakter utuh sosok pemuda Muslim yang harus tampil menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.

Pemuda Muslim harus menjadi bagian penting dalam mewujudkan visi dan misi bangsa yang besar tersebut karena umat Muslim adalah umat terbaik. Allah SWT berfirman, "Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran[3]: 110).

Ketiga, pemuda Muslim harus terlibat dalam memajukan sektor pendidikan. Aset terbesar dari suatu negara bukanlah sumber daya alamnya semata. Lebih dari itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) pun menjadi faktor penting yang dapat mendeskripsikan kekuatannya.

Dalam Islam sendiri kualitas pendidikan menjadi satu hal yang sangat diprioritaskan karena melalui pendidikanlah sesoerang dapat memperoleh ilmu dengan baik. Allah SWT berfirman, "... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ..." (QS al-Mujadilah [58]: 11).

Keempat, pemuda Muslim harus meningkatkan sikap saling menghargai dan menghormati. Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan wujud nyata dari sebuah bangsa yang akan tumbuh menjadi besar.

Kata "merdeka" akan menjadi sangat relevan untuk diucapkan ketika setiap individu dalam sebuah bangsa mendapatkan ruang untuk memberikan pendapat dan gagasannya, terutama pendapat dan gagasan yang membangun bangsa dan negara ke depannya.

Semoga empat langkah di atas menjadi gambaran bagaimana pemuda Muslim untuk mengisi makna kemerdekaan yang hakiki untuk bangsa ini. Selamat HUT RI yang ke-75 semoga Indonesia semakin maju, makmur, dan sejahtera bersama para pemuda Islam                                                        

0 komentar: