Dikisahkan dalam literatur sejarah Islam, Umar bin Khattab RA pernah berkata: "Tiap kali kuhadapi masalah-masalah besar, yang kupanggil adalah anak muda." Begitu juga halnya dengan Rasulullah SAW ketika memilih Usamah bin Zaid, seorang anak muda berusia 18 tahun, untuk menjadi komandan perang (commander of war) pasukan Islam dalam ekspansi Islam ke wilayah Syam. Padahal, pada saat itu di antara prajuritnya terdapat orang yang lebih tua dari dirinya, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan sahabat Rasulullah lainnya.
Selain
Usamah bin Zaid, terdapat juga pemuda Muslim cemerlang dan luar biasa lainnya,
seperti Tariq bin Ziyad yang kuat, Abdullah bin Mas’ud yang amanah, Abdullah
bin Abbas yang berilmu, Zaid bin Tsabit yang cerdas, Ali bin Abi Thalib yang
perkasa, Muhammad al-Fatih sang penakluk, dan banyak tokoh pemuda Muslim
lainnya.
Sejarah
hidup mereka penuh dengan kegemilangan dalam kontribusi mereka bagi dunia dan
Islam sehingga Islam dengan kehendak Allah SWT pernah mencapai masa
kejayaannya. Dari estafet masa ke masa, sosok pemuda
memiliki andil serta peran penting dalam mengembangkan peradaban universal,
termasuk dalam membangun kekuatan umat.
Dalam
kacamata sejarah peradaban Islam, pemuda merupakan tonggak kebangkitan umat
serta sumber kekuatan pembela terhadap akidah dan ideologi. Islam tidak bisa
dilepaskan dari pemuda karena Islam itu sendiri tumbuh dan besar karena
banyaknya pemuda berkualitas sebagai kader-kadernya.
Begitu
pula dengan eksistensi kemerdekaan yang diraih oleh Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Ternyata kaum pemuda memiliki peranan penting dalam
mewujudkannya.
Penjajahan
panjang yang telah dilakukan oleh kolonial asing telah menjadi latar belakang
bagi pemuda bangsa kita harus berdiri sendiri.
Begitu
juga yang terjadi pada masa Orde Baru, pemuda yang dimotori oleh gerakan
mahasiswa telah mengotaki pelengseran rezim Orde Baru.
Bertahun-tahun
Islam dan bangsa ini dibuat bangga dengan kehadiran pemuda berkualitas sebagai
kader-kadernya. Namun, dewasa ini pemuda-pemuda Islam tampak kehilangan arah,
mengalami stagnasi kreativitas, keluar dari rotasi fitrahnya.
Saat
ini banyak pemuda terjerat virus globalisasi yang akhirnya menghilangkan
sosok-sosok pemuda luar biasa sepanjang sejarah Islam.
Jika
dahulu Islam dan bangsa ini pernah mencapai masa kejayaannya melalui sentuhan
para pemuda, saat ini merupakan saat yang tepat bagi pemuda Muslim tampil
kembali. Banyak sekali peran pemuda untuk ikut andil dalam membangun kekuatan
bangsa, khususnya gerak langkah pemuda Muslim dalam mengisi kemerdekaan, di
antaranya dapat kita rangkum dalam empat langkah berikut ini.
Pertama,
pemuda Muslim harus menumbuhkan sikap peduli terhadap sesama dan terlibat
langsung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Langkah pertama ini
dilatarbelakangi oleh problematika akut bangsa saat ini dari sisi
sosial-ekonomi.
Makna
kata merdeka sendiri jangan sampai diartikan terbebas dari penjajahan dalam
artian perang. Namun, lebih dari itu, merdeka juga harus dimaknai terbebasnya
dari belenggu intervensi, terutama masalah ekonomi.
Hal
ini sebagaimana doa Rasululullah SAW dalam hadisnya, "Dan aku berlindung
kepada-Mu dari kefakiran dan kekufuran." (HR an-Nasa’i). Maka salah satu
peran pemuda Muslim dalam mengisi kemerdekaan ini adalah dengan cara terlibat
aktif untuk menjadi bagian dari solusi masalah tersebut (problem solver).
Sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda, "Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada
kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah
orang yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR Thabrani dan Daruquthni).
Kedua,
pemuda Muslim harus mendukung produk dalam negeri dengan mengenalkan karya dan
budaya Indonesia kepada dunia. Langkah kedua merupakan sebuah manifestasi dari
karakter utuh sosok pemuda Muslim yang harus tampil menjadi pribadi yang
kreatif dan inovatif.
Pemuda
Muslim harus menjadi bagian penting dalam mewujudkan visi dan misi bangsa yang
besar tersebut karena umat Muslim adalah umat terbaik. Allah SWT berfirman,
"Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. (QS Ali Imran[3]: 110).
Ketiga,
pemuda Muslim harus terlibat dalam memajukan sektor pendidikan. Aset terbesar
dari suatu negara bukanlah sumber daya alamnya semata. Lebih dari itu, kualitas
sumber daya manusia (SDM) pun menjadi faktor penting yang dapat mendeskripsikan
kekuatannya.
Dalam
Islam sendiri kualitas pendidikan menjadi satu hal yang sangat diprioritaskan
karena melalui pendidikanlah sesoerang dapat memperoleh ilmu dengan baik. Allah
SWT berfirman, "... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat ..." (QS al-Mujadilah [58]: 11).
Keempat,
pemuda Muslim harus meningkatkan sikap saling menghargai dan menghormati.
Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan wujud nyata dari sebuah bangsa yang
akan tumbuh menjadi besar.
Kata
"merdeka" akan menjadi sangat relevan untuk diucapkan ketika setiap
individu dalam sebuah bangsa mendapatkan ruang untuk memberikan pendapat dan
gagasannya, terutama pendapat dan gagasan yang membangun bangsa dan negara ke
depannya.
Semoga empat langkah di atas menjadi gambaran bagaimana pemuda Muslim untuk mengisi makna kemerdekaan yang hakiki untuk bangsa ini. Selamat HUT RI yang ke-75 semoga Indonesia semakin maju, makmur, dan sejahtera bersama para pemuda Islam
0 komentar:
Posting Komentar